Warning: is_dir(): open_basedir restriction in effect. File(/home/omwjuscs/public_html/web_live/pilkadanews.com/wp-content/plugins/wpdiscuz/themes/default) is not within the allowed path(s): (/www/wwwroot/pilkadanews.com/:/tmp/) in /www/wwwroot/pilkadanews.com/wp-content/plugins/wpdiscuz/forms/wpdFormAttr/Form.php on line 146
Senin, Desember 8, 2025
Informasi Pilkada
  • Home
  • Nasional
  • Berita Pilkada
  • Berita Kampanye
  • Login
No Result
View All Result
Informasi Pilkada
Home Berita Pilkada

Praktik Oligarki Menguat di Pilkada 2020

admin pilkadanews by admin pilkadanews
30 Juli 2020
in Berita Pilkada
0
Praktik Oligarki Menguat di Pilkada 2020
0
SHARES
0
VIEWS

Related posts

Partai Golkar Akan Tarik Pemilih Pemula pada Pemilu 2024

Partai Golkar Akan Tarik Pemilih Pemula pada Pemilu 2024

22 November 2022
Kasus Suap Jabatan Eks Bupati Pemalang, Saksi: Buat Bayar Utang Pilkada

Kasus Suap Jabatan Eks Bupati Pemalang, Saksi: Buat Bayar Utang Pilkada

22 November 2022

Mediaindonesia.com – PRAKTIK oligarki dapat mencederai demokrasi dan merugikan masyarakat. Pada pemilihan kepala daerah (pilkada), mereka yang punya kekuasaan dan modal besar dapat menjadi sponsor bagi para kandidat.

Akibatnya, calon yang terpilih dalam kontestasi cenderung mengambil kebijakan yang menguntungkan kelompok elite dan mengabaikan hak asasi manusia (HAM). “Proses politik yang dipengaruhi praktik oligarki akan menghasilkan orang yang bekerja untuk para elite (oligarki). Hasilnya, akan ada pengabaian HAM masyarakat,” ungkap Wakil Ketua Eksternal Komnas HAM Amiruddin dalam webinar bertajuk Oligarki dalam Pilkada 2020, di Jakarta, kemarin.

Menurut dia, ada sejumlah hal yang berkontribusi membuat oligarki semakin subur antara lain regulasi didesain untuk memudahkan masuknya oligarki seperti ambang batas pencalonan kepala daerah makin tinggi. Di sisi lain, syarat calon perseorangan semakin berat dan mahal.

Biaya mahal

Kepala Pusat Penelitian Politik LIPI Firman Noor mengatakan biaya politik yang mahal untuk menjadi calon kepala daerah membuat praktik oligarki kian menguat. Biaya-biaya itu antara lain biaya dukungan dari partai atau beli perahu, konsolidasi, dan pemenangan. “Tidak mengherankan menjadi bupati dan wali kota membutuhkan Rp20 miliar-Rp30 miliar.”

Selain itu, politik uang seperti vote buying (jual-beli suara), serangan fajar, termasuk mengebom satu wilayah dengan kekuatan uang juga kerap terjadi saat pilkada. “Intinya, modus paktik oligarki terjadi di hampir di semua proses politik,” tukasnya.

Sementara itu, pengamat politik dan kebijakan publik Uniska Banjarmasin, Muhammad Uhaib As’ad, mengungkapkan bahwa praktik oligarki terjadi di banyak wilayah di Indonesia, tidak terkecuali Kali mantan. “Pengusaha yang punya kepentingan atas sumber daya alam atau izin usaha tambang dan konsesi perkebunan, menjadi sponsor dalam kontestasi politik lokal.”

Uang, tuturnya, sangat dominan dalam proses demokrasi. Adapun kepala daerah yang terpilih dari modal politik para elite oligarki, mengembalikan uang tersebut dengan melanggengkan kepentingan para elite.

“Terjadi perselingkuhan antara pengusaha dan kepala daerah. Baru-baru ini Bupati Kutai, Kalimantan Timur, terciduk KPK akibat proses tran- saksional saat pilkada dengan jaminan sumber daya alam,” tukasnya. (P-3)

POPULAR NEWS

Plugin Install : Popular Post Widget need JNews - View Counter to be installed

© Copyright Pilkadanews Team All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • Home

© Copyright Pilkadanews Team All Rights Reserved

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
wpDiscuz
Go to mobile version