Pilkadanews.com – Calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut 2, Dharma Pongrekun dan Kun Wardana, mengusulkan berbagai gagasan inovatif untuk mengatasi banjir yang menjadi persoalan utama di ibu kota.
Dalam debat ketiga Pilkada Jakarta yang digelar di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Minggu (17/11/2024), mereka memperkenalkan konsep kolam pipi monyet dan beton berpori sebagai solusi utama.
“Kami akan membangun kolam pipi monyet sebagai waduk kering untuk menampung hujan dan banjir kiriman dari Jawa Barat,” jelas Dharma dalam acara tersebut.
Kolam pipi monyet ini dirancang untuk mengalirkan air yang menggenangi wilayah Jakarta ke waduk-waduk khusus. Air tersebut nantinya akan disimpan dan diproses menggunakan teknologi modern agar dapat digunakan kembali.
Nama kolam pipi monyet terinspirasi dari filosofi monyet yang menyimpan makanan di pipinya jika tidak dimakan sekaligus.
“Dengan teknologi modern, air hujan yang ditampung di kolam ini akan diolah dan disalurkan melalui sistem pipanisasi ke PDAM, sehingga masyarakat Jakarta tidak perlu lagi membeli air galon,” tambah Dharma.
Lokasi pembangunan kolam ini akan mencakup area publik seperti taman kota, lapangan tenis, dan lapangan basket.
Selain kolam pipi monyet, Kun Wardana menawarkan teknologi beton berpori atau pervious concrete sebagai langkah lain untuk menangani banjir.
Teknologi ini memungkinkan air hujan meresap dengan cepat ke dalam tanah, sehingga mengurangi risiko genangan.
“Kami akan menerapkan konsep beton berpori di trotoar-trotoar. Teknologi ini mampu menyerap hingga 600 liter air per meter persegi per menit,” ungkap Kun.
Kun juga mengidentifikasi tiga penyebab utama banjir di Jakarta, yaitu banjir rob, banjir akibat curah hujan tinggi, dan banjir kiriman dari hulu. “Masing-masing memiliki solusi berbeda, dan yang lebih penting adalah upaya mitigasi untuk mengurangi dampak risiko kepada warga Jakarta,” tegas Kun.
Strategi yang diajukan oleh Dharma-Kun ini menawarkan pendekatan inovatif dengan memadukan teknologi modern dan solusi ramah lingkungan.
Jika diterapkan dengan baik, rencana ini tidak hanya mengurangi banjir tetapi juga memberikan manfaat jangka panjang bagi warga Jakarta, seperti akses air bersih yang lebih hemat biaya.
Baca Juga: Hasil Lengkap Debat Pilgub Jakarta Ke-3 2024: Adakah Pemenangnya di Mata Warga?