Pilkadanews.com – #usutkasusvina, film horor Vina: Sebelum 7 Hari belakangan tengah ramai diperbincangkan. Baru satu minggu tayang di bioskop, film Vina: Sebelum 7 Hari kini sudah ditonton lebih dari 3 juta penonton.
Vina: Sebelum 7 Hari memang dikatakan menjadi satu film horor tersukses tanah air tahun ini. Namun nyatanya kesuksesaan itu membuat #usutkasusvina gencar disuarakan netizen di media sosial.
Bahkan bukan hanya pujian bernada positif saja yang dilayangkan untuk film Vina: Sebelum 7 Hari, melainkan ada banyak respon negatif yang diutarakan publik di media sosial terhadap film ini.
Salah satunya terlihat dalam cuitan @proquestfilm yang dibagikan lewat X (Twitter). Dalam cuitannya, ia mencekam keras alur cerita yang disajikan dari film arahan sutradara Anggy Umbara ini.
Dimana menurut akun tersebut, kisah yang dihadirkan dalam film tersebut bukannya membuka titik terang dalam kasus ini malah menambah mala petaka. Bahkan akun tersebut mengatakan film ini sudah melakukan eksploitasi terhadap mendiang Vina. Berikut cuitan yang dituliskan akun tersebut.
“Bikin film investigasi atau dokumenter kalau memang mau membantu Almarhumah Vina,, kalian rengguk keuntungan sebesar2nya dengan mengeksploitasi Almarhumah Vina.. Sakit Jiwa !!!” tuturnya seperti dikutip pada Kamis (16/05).
Usai cuitan itu dibagikan, ada banyak netizen pun yang ikut mengomentari tentang film Vina. Dimana mereka mempertanyakan alasan akun tersebut menghujat film Vina, yang langsung dibalas oleh akun @proquestfilm.
“Setau gua pihak keluarga setuju agar 3 orang yang masih terbebas bisa segera ditangkap,dan supaya kasus ini tetap ter UP di publik,jadi menurut gua emg udah atas persetujuan 2 pihak,” ucap @kyyyyyyaja.
“Ya bikin dokumenter! Jgn malah mempertontonkan adegan pemerkosa**an terus menjadikan korban sebagai setan! Gak ada empati itu namanya!” balas@proquestfilm.
“Sebelumnya jg banyak film dari kisah nyata kriminal,kok sekarang dihujat gitu,” tulis @nurwulan89.
“Visualisasi orang disiksa bahkan divisualisasikan diperk*sa akal sehat keluarganya dipertanyakan ngizinin kayak gitu… ga ada hati jadi konsumsi publik.. banyak cara bwt angkat kasus based true story yg etis buat korban,” sahut @proquestfilm lagi.
Baca Juga: Golkar dan PKS Matangkan Rencana Koalisi di Pilgub DKI Jakarta 2024