Site icon Informasi Pilkada

Soal Rusuh di Capitol, Elite PKB Bicara Kemiripan Pilpres AS dan RI

Jakarta

Pendukung Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membuat aksi rusuh saat proses pengesahan Presiden AS terpilih Joe Biden. Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PKB Abdul Kadir Karding menilai ada kemiripan Pilpres AS dengan Pilpres tahun 2019 di Tanah Air.

“Ya ada kemiripan (Pilpres 2019),” kata Karding saat dihubungi detikcom, Kamis (7/1/2021).

Karding menilai kemiripan tersebut terkait adanya capres yang tidak mengakui hasil Pemilu. “Awalnya tidak mengakui hasil pilpres,” ujarnya.

Selain itu, Karding menilai kerusuhan itu merupakan wujud kemunduran AS dalam konteks demokrasi dan politik. Sebab, menurutnya, selama ini AS merupakan kiblat demokrasi bagi banyak negara.

“Ya saya kira soal kerusuhan di Capitol itu menunjukkan bahwa terjadi semacam setback (kemunduran) di Amerika ya, terutama terkait politik dan demokrasi itu sangat setback. Karena kiblat demokrasi selama ini itu kan Amerika ya,” ucapnya.

“Eropa berkiblat ke Amerika (Serikat), kita di Asia juga Amerika, semua. Tapi dengan kejadian ini itu menunjukkan bahwa ada sesuatu yang hilang dari tradisi demokrasi di Amerika (Serikat), terlepas apa peserta, data penyebab kerusuhan ini benar atau tidak artinya ada yang salah ada yang berubah dari tradisi tradisi yang ratusan tahun dibangun oleh Amerika (Serikat) itu,” sambungnya.

Karding juga mengkhawatirkan negara lain, termasuk Indonesia, mencontoh kemunduran demokrasi yang terjadi di AS saat ini. Menurutnya, kasus rasisme di AS juga dapat menjadi tanda kemunduran demokrasi di negeri Paman Sam itu.

“Dan itu jadi nanti akan kemana-mana, ya Amerika (Serikat) aja begitu. Nah jadi kira-kira begitulah, apalagi di sini apalagi di situ. Nah jadi program, nah ini tantangan para penganut paham demokrasi ini, apa yang mesti dilakukan untuk me…, apa ya, kembali ke titik normal karena kalau ada sesuatu yang berubah secara drastis, nah penyebabnya apa mungkin bisa jadi satu ilmu baru atau kajian-kajian baru,” ujarnya.

“Sebenarnya sebenarnya sudah dimulai dari kasus rasisme di Amerika itu sudah menunjukkan, e… apa, namanya menunjukkan tanda tandanya sebenarnya,” sambung Karding.

Exit mobile version