Cnnindonesia.com – Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian meminta kepada masyarakat untuk tidak memilih calon kepala daerah yang tak memiliki gagasan atau ide tentang penanganan virus corona (Covid-19) dalam Pilkada serentak 2020.
Ia memandang masyarakat di daerah tertentu akan memprihatinkan kondisinya bila kepala daerah yang terpilih justru tak memiliki konsep penanganan corona.
“Yang kira-kira tidak punya adu gagasan ya jangan dipilih. Kasihan, [karena] problem besar masyarakat ini masalah Covid-19 dan dampak sosial-ekonominya, dan problem negara, dunia,” kata Tito dalam keterangan resmi, Kamis (6/8).
Tito menyatakan para kepala daerah merupakan ujung tombak pengendalian Covid-19 di daerahnya masing-masing. Ia menyatakan para kepala daerah sudah sepatutnya wajib memiliki pengetahuan terkait pengendalian pandemi ini.
Terlebih lagi, kata dia, kondisi pandemi Covid-19 saat ini telah menjadi problem besar bagi dunia. Khususnya bagi Indonesia kini termasuk negara yang terkena dampaknya.
“Oleh karena itu, tema besarnya para kepala daerah harus bangun bersama dalam rangka penanganan Covid-19 dan dampak sosial ekonominya di tengah pilkada,” kata Tito.
Tito menyatakan Pilkada merupakan momentum tepat untuk menangani dampak Covid-19 dengan lebih optimal. Sebab, ia memandang kondisi pandemi saat ini telah menyebabkan pelbagai persoalan sosial-ekonomi di tengah-tengah masyarakat secara luas di Indonesia.
Melihat hal itu, Ia menyatakan pelbagai persoalan tersebut wajib dicari jalan keluarnya dan harus diatasi secara bersama-sama.
“Karena Pilkada ini pertarungan kekuasaan, jumlah daerah 270 ini pertarungan ini bagi seorang kepala daerah, tapi begitu ada Pilkada all out semua mesin dikeluarkan juga,” kata Tito.
Pada 22 Juni lalu, Tito juga pernah menyampaikan hal serupa. Dia ingin masyarakat tidak memilih calon kepala daerah di pilkada yang tak memiliki gagasan menangani dampak pandemi virus corona. Terutama calon petahana.
“Kepala daerahnya tidak efektif menangani Covid-19, ya jangan dipilih lagi, karena rakyat membutuhkan kepala daerah yang efektif bisa menangani persoalan Covid-19 di daerah masing-masing berikut dampak sosial ekonominya,” kata Tito di Gedung Kemendagri, Jakarta, Senin (22/6).


